Drumband Korsip Prajurit Keraton Surakarta, Kejutkan Warga Pamekasan
PAMEKASAN, iMNews.id – Setelah dua tahun lebih melakukan pencarian sejak 2015, akhirnya makam Adipati Tjakra Adiningrat (Tjakraningrat) beserta istri dan keluarganya ditemukan Gusti Moeng, namun baru Minggu (27/3) kemarin untuk kali pertama diziarahi. Lokasi pemakamam khusus itu terletak di Kelurahan Kol Pajung, Kecamatan Pamekasan Kota, Kabupaten Pamekasan, Madura (Jatim), yang jaraknya hanya sekitar 1 KM dari kompleks perkantoran Pemerintah Kabupaten setempat.
”Kami sudah lega bisa menemukan dan menziarahi makam eyang Tjakraningrat II yang juga mertua Sinuhun PB IV. Kami selalu bertanya-tanya, mosok dari keluarga eyang Sinuhun PB IV, kok tidak pernah terdengar ada makamnya? Dan, tidak baik kalau sampai melupakan rasa hormat kepada siapa saja yang menurunkan seorang Sinuhun Paku Buwono. Tetapi, ya itu, karena pandemi dan berbagai situasi dan kondisi, baru sekarang bisa sowan nyekar eyang Tjakraningrat II,” tutur Gusti Moeng menjawab pertanyaan iMNews.id, saat bersiap mengikuti kirab budaya menuju makam untuk ”nyadran”, Minggu (27/3).
Minggu pagi sekitar pukul 10.00 WIB, arak-arakan kirab budaya yang terdiri dari keluarga besar LDA Keraton Mataram Surakarta dan komunitas Rumah Budaya Kabupaten Pamekasan, berjalan menuju makam RTA Adipati Tjakra Adiningrat II yang berada di kompleks makam Raja Pamekasan Ronggosukowati atau Pangeran Aryoseno. Kirab yang dikawal beberaba bregada prajurit Keraton Mataram Surakarta termasuk korp musik drumband, berjalan kaki dari halaman Kantor Bakorwil Prov Jatim di Pamekasan sekitar 1 KM untuk sampai kompleks makam.
Kira-kira pukul 10.30 kirab sampai di kompleks makam, dan Gusti Moeng mulai memimpin nyekar pusara Adipati Tjakra Adiningrat II beserta istri dan keluarga yang berada dalam satu cungkup. Abdidalem juru suranata MNg Irawan Wijaya Setyo Pujodipuro segera memulai memimpin tahlil, dzikir dan doa, diikuti semua yang hadir lalu diteruskan dengan nyekar (tabur bunga) dan doa yang dimulai dari Gusti Moeng, diikuti Gusti Ayu (GKR Ayu Koes Indriyah), Gusti Timoer (GKR Timoer Rumbai Kusumadewayani), KGPH Mangkubumi dan yang lainnnya.
Dari cungkup makam mertua Sinuhun PB IV itu, Gusti Moeng mengajak rombongan nyekar berdoa di pusara Raja Pamekasan Ronggosukowati atau Pangeran Aryoseno, tokoh pendiri Kabupaten Pamekasan. Seusai itu, rangkaian safari nyadran di dua lokasi makam tokoh leluhur Dinasti Mataram yang ada di pulau Madura yaitu Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep, Sabtu dan Minggu (27/3) berakhir dan rombongan Ziarah dan Muhibah Budaya Keraton Surakarta di Madura kembali ke Surakarta atau Solo.
Seperti diketahui, di tahun 2016 telah dilakukan nyadran ke kompleks makam raja-raja yang ada di Kabupaten Sumenep, yaitu Astana Tinggi. Tetapi, yang bersemayam di sana beberapa nama tokoh seperti Pangeran Pulang Jiwo, Pangeran Jimat dan sebagainya. Di papan nama yang terpasang di dekat pintu masuk makam, sama sekali tidak menyebut nama Adipati Tjokro Adiningrat.
Nyadran yang dilakukan dengan upacara adat lengkap dengan kirab, sempat mengejutkan warga Kabupaten Pamekasan terutama yang sedang berolah-raga dan memanfaatkan liburan hari Minggu di taman kota. Karena, barisan kirab yang berangkat dari halaman Bakorwil Provinsi Jatim di Pamekasan itu, disertai bunyi drumband Korsip prajurit Keraton Mataram Surakarta, berjalan berak-arak menuju kompleks makam Raja Sumenep Ronggosukowati atau Pangeran Aryoseno.
Dalam rangkaian ziarah dan muhibah budaya, rombongan dari Keraton Surakarta yang dipimpin Gusti Moeng diterima Bupati Pamekasan KRT H Baddrut Tamam Cakrahadipuro di pendapa kabupaten. Selain sajian tari Bedaya Duradasih dan Bandayuda, KGPH Mangkubumi (putra tertua Sinuhun PB XIII) menyematkan pin bros Sri Radya Laksana. Sebelum di Pamekasan, rombongan dijamu Bupati Sumenep Achmad Fauzi SH MH, yang sekaligus meminta izin untuk nyadran di makam raja-raja Astana Tinggi, sekitar 15 KM dari kota kabupaten. (won-i1)