Palantikan Pakasa Tiga Anak Cabang Diagendakan Digelar di Pendapa Kabupaten
KLATEN, iMNews.id – Warga anggota Pakasa Cabang (Kabupaten) Klaten hari ini bertambah lagi, karena sebanyak 108 abdidalem yang diusulkan mendapat gelar dan kenaikan gelar, tadi pagi diwisuda Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng. Upacara wisuda yang digelar di pendapa kediaman dr Sismadi Partodimulyo Desa Jebugan, Kecamatan Karanganom itu, berlangsung dalam suasana prokes ketat di tengah meningkatnya kasus positif Corona Omicron di tingkat kabupaten dan di tingkat Kecamatan Karanganom.
Baik Gusti Moeng selaku Ketua LDA maupun KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Punjer Pakasa mengingatkan agar warga Pakasa tetap patuh aturan pemerintah tentang prokes Covid 19, serta berharap agar dengan kehati-kehatian dan patuh aturan, mudah-mudahan pandemi segera berakhir. Hal demikian juga ditandaskan Kapolsek Karanganom Iptu Panut Haryono, saat menyampaikan terima kasih kepada semua yang hadir, karena telah mengikuti prokes dengan baik, seraya menyelipkan data bahwa ada 340-an kasus positif di tingkat kabupaten dan di kecamatan ada 13 kasus positif baru, per hari ini (Sabtu, 12/2).
Bersamaan dengan itu, KPH Edy Wirabhumi memberitahukan, pelantikan dan penetapan pengurus Pakasa Anak Cabang Delanggu, Karanganom dan Jatinom yang sedianya dilakukan di saat itu juga, terpaksa ditunda untuk diagendakan sesegera mungkin, tetapi diharapkan bisa berlangsung di Pendapa Kabupaten Klaten. Penundaan itu disebabkan ada perubahan waktu wisuda yaitu maju dari rencana Minggu (13/2) menjadi Sabtu (12/2) tadi pagi, yang membuat tidak semua dari 108 abdidalem yang diwisuda bisa datang, termasuk para pengurus anak cabang yang akan dilantik.

”Karena beberapa pertimbangan, pelantikan dan penetapan pengurus anak cabang Delanggu, Karanganom dan Jatinom, dan mana lagi nggih?, sebaiknya ditunda saja. Nanti (mudah-mudahan bisa berlangsung) di Pendapa Kabupaten Klaten saja. Biayanya gampang. Karena pertimbangan situasinya, kami tentu akan berkoordinasi dengan Forkompimda,” ungkap KPH Edy.
Sementara itu, Gusti Moeng yang sudah turun dari mimbar untuk memberi sambutan, kembali ke mimbar untuk memberi informasi susulan mengenai alasan perubahan waktu wisuda, yang maju sehari dari yang sebelumnya ditentukan. Selain itu, dia juga menambahkan, setiap Februari menjelang tanggal 13, dalam beberapa tahun terakhir ini dunia media sosial selalu dihebohkan dengan berita tentang Perjanjian Giyanti dari forum-forum yang digelar pihak-pihak yang sejak dulu ingin ”meniadakan” eksistensi Keraton Mataram Surakarta.
”Maka, saya juga ingin mengadakan forum-forum serupa bekerjasama dengan kalanga kampus di Jogja. Tujuannya, hanya untuk meluruskan berita-berita dan pernyataan-pernyataan yang membelok-belokkan sejarah. Pernyataan-pernyataan yang menjelek-jelekkan dan memfitnah Sinuhun (PB) dan Keraton Mataram Surakarta,” tandas Pengageng Sasana Wilapa itu menanggapi sebuah forum sarasehan webminar yang digelar di UNS, siang tadi, dengan mengambil tema Perjanjian Giyanti dan menghadirkan GKR Mangkubumi, ”putri mahkota” Sultan HB X. (won-i1)