LDA Mataram Surakarta Akan Gelar Kerjabhakti Benahi Keraton

  • Post author:
  • Post published:March 20, 2021
  • Post category:Regional
  • Reading time:5 mins read

SOLO, iMNews.id – Lembaga Dewan Adat (LDA) Mataram Surakarta Hadiningrat, akan menggelar kerjabhakti untuk bersih-bersih dan membenahi semua sudut dan lingkungan di kompleks keraton, mulai Senin (22/3) hingga selesai. Akan dikerahkan tenaga sekitar 800-an orang, dari berbagai komponen di luar LDA dan berbagai elemen di internal LDA yang akan digilir turun ke lapangan tiap hari sekitar 200 orang, mulai pagi hingga pukul 14.00 WIB.

”Jadi, secara keseluruhan kami batasi hanya 800-an orang saja. Dan itu akan dijadwal bergilir, tiap hari hanya mengerahkan 200-an orang saja. Jumlah 200 itu dibagi rata mulai dari sekitar perempatan Gladag, ke arah selatan sampai ke dalam kompleks keraton”.

”Bahkan sampai Alun-alun Kidul. Mengapa disebar di tempat yang luas, agar tidak terjadi kerumunan. Karena, kita tetap patuh protokol kesehatan secara ketat,” tegas KPH Edy Wirabhumi selaku koordinator kerjabhakti, saat memimpin rapat untuk menjelaskaan rencana kegiatan itu, di ndalem Kayonan, Baluwarti, tadi siang.

Dalam rapat yang terkesan mendadak itu, hadir pula GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng selaku Ketua LDA sekaligus penanggungjawab kerjabhakti. Selain itu, tampak pula perwakilan elemen-elemen LDA seperti pengurus Pakasa dari beberapa cabang, kalangan sentanadalem, juga komponen masyarakat di luar LDA diantaranya vokalis grup band D’Masiv, Rian Ekki Pradipta (34) yang akrab disapa Rian D’Masiv.

Rapat yang terkesan tiba-tiba, diakui KPH Edy Wirabhumi yang juga pimpinan Lembaga Hukum Keraton Surakarta (LHKS), karena memang mendesak untuk segera berbuat untuk menindaklanjuti deklarasi yang sudah dilakukan Gusti Moeg selaku Ketua LDA, beberapa waktu lalu (iMNews.id, 13/3). Momentum itu harus dirawat, agar tetap bersemangat dalam menindaklanjuti segala rencana luhur dalam rangka upaya ”penyelematan Keraton Mataram Surakarta Hadiningrat”.

Menurutnya, tindakan yang secepatnya bisa dilakukan dalam rangka mengemban misi penyelamatan keraton itu, adalah kegiatan bergotong-royong bersih-bersih, menata kembali lingkungan, memperbaiki yang rusak dan membanhi yang sudah berubah dari aslinya. Jadwal sudah disusun, tenaga sudah dikumpulkan dan dibagi kelompoknya, dan harus mulai dilakukan Senin pagi, 22 Maret.

Dari 800-an tenaga yang disebut akan dilibatkan, berasal dari perwakilan Pakasa cabang atau kabupaten yang ada di daerah Jateng, dan Jatim, abdidalem garap yang ada di sejumlah departemen (Kantor Pengageng) dan komponen dari luar LDA seperti kalangan mahasiswa UNS dan yang lain. Tenaga yang terkumpul sejumlah itu, tidak akan datang tiap hari, melainkan bergilir sebanyak 200-an per hari, mulai Senin hingga Jumat, sampai dinyatakan selesai.

”Khusus yang menyangkut perbaikan, akan dilakukan kelompok tenaga profesional yang dimiliki LDA. Peserta kerjabhakti dari berbagai elemen dan komponen itu, khusus bersih-bersih dan menata ulang yang ringan-ringan serta mendukung pengangkutannya dari tempat yang dibersihkan,” ujar KPH Edy yang dibenarkan Gusti Moeng dan Gusti Retno (GKR Retno Dumilah) serta beberapa putradalem serta wayahdalem yang hadri dalam rapat.

Orang Baik, Ketemu Orang Baik

Di sela-sela penjelasan soal kegiatan kerjabhakti, ada beberapa peserta yang memberi saran dan pertanyaan, di antaranya KRA Probonagoro (Ketua Pakasa Cabang Klaten), KRT Purwadi Sosronagoro
(Pakasa Cabang Jogja), perwakilan dari komponen di luar LDA dari Jakarta, di antaranya Rian D’Masiv yang masuk jajaran relawan.

”Saya setuju, kerjabhakti ini dilakukan secara gotong-royong melibatkan banyak pihak. Saya juga sangat setuju kalau kerjabhaktinya tetap dalam protokol kesehatan secara ketat. Saya berterimakasih, telah dilibatkan dalam rencana kegiatan ini. Keraton memang perlu segera diselamatkan. Banyak di antara generasi muda, tidak tahu tentang eksistensi dan peran keraton. Ini yang perlu segera dijelaskan kepada publik secara luas, sebenar-benarnya,” harap vokalis pelantun lagu ”Jangan Menyerah” itu.

Sementara itu, Gusti Moeng dalam kesempatan berbicara menyebutkan, elemen LDA yang anggotanya wanita yaitu Putri Narpa Wandawa, akan selalu hadir tiap hari secara bergilir dalam kelompok-kelompok yang sudah dibagi untuk mendukung kerjabhakti yang direncanakan. Karena, penyelenggara akan membuka dapur umum di kompleks Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, guna menyediakan konsumsi bagi yang terlibat kerjabhakti setiap harinya.

Karena sudah disepakati dan dibagi peran, tugas dan jadwalnya, KPH Edy meminta giliran pertama peserta kerjabhakti diharap datang untuk mengikuti apel selama 30-an menit di halaman Pendapa Pagelaran, mulai pukul 08.00. Dia juga menyetujui usul Pakasa Klaten, yang bertugas bersih-bersih di dalam kompleks keraton, harus mengenakan samir dan blangkon.

”Kalau samir, memang bisa diwajibkan bagi yang bertugas di dalam (keraton). Kalau blangkon, kami tidak mengharuskan. Tapi kalau dipandang lebih pantas begitu, sumangga, saya setuju. Bagi pihak lain yang di luar kesepakatan ini, kalau mau bergabung, ya sumangga. Tapi jangan mengganggu. Kita akhirnya bisa bertemu untuk sesuatu yang baik. Kita memang beruntung. Tetapi saya yakin, orang-orang baik pasti dipertemukan dengan orang-orang yang baik juga,” kelakar KPH Edy yang dibenarkan rombongan Rian D’Masiv. (won)