Warga Mantingan Ngawi Gelar Event “Grebeg Mantingan” di Situs Pagerwojo

  • Post author:
  • Post published:November 2, 2023
  • Post category:Regional
  • Reading time:4 mins read
You are currently viewing Warga Mantingan Ngawi Gelar Event “Grebeg Mantingan” di Situs Pagerwojo
IKUT KIRAB : Wakil Bupati Ngawi berada di belakang barisan pra prajurit dari Kraton Mataam Surakarta yang mendukung kirab budaya pada puncak event "Grebeg Mantingan" di Situs Pagerwojo, Dusun Trangil, Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Minggu (29/10). (foto : iMNews.id/dok)

Didukung Beberapa Bregada Prajurit Kraton Mataram Surakarta

NGAWI, iMNews.id – Warga Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan menggelar event “Grebeg Mantingan” di Situs Pagerwojo yang ada di Dusun Trangil, yang dihadiri Wakil Bupati Ngawi, Dr Dwi Rianto Jatmiko ST MH, Minggu siang (29/10). Di event kali kedua ini, dimanfaatkan untuk sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang cukai, yang didukung sejumlah bregada prajurit dan korsik drum-band dari Kraton Mataram Surakarta. Pentas seni digelar selama tiga hari (27-29/10), ditutup dengan kirab budaya serta dihadiri tamu pengurus Pakasa Cabang Ponorogo dan Cabang Magetan.

Suyono Sastrorejo selaku Ketua Panitia “Grebeg Mantingan” yang dihubungi iMNews.id, kemarin membenarkan, event kirab budaya dan pentas seni budaya uang digelar di kawasan “Situs Pagerwojo” itu berlangsung selama tiga hari, 27-29 Oktober yang puncaknya, Minggu siang (29/10). Pada puncak acara yang dihadiri Wakil Bupati Ngawi, didahului dengan kirab budaya yang diikuti berbagai elemen utamanya kelompok kesenian dan grup seni setempat, ditambah beberapa bregada prajurit dan korsik drumband dari Kraton Mataram Surakarta.

ADA GUNUNGAN : Di event “Grebeg Mantingan” di Situs Pagerwojo, Dusun Trangil, Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi pada puncak acaranya juga dikirabkan sepasang Gunungan yang kemudian dibagi-bagikan kepada pengunjung, Minggu siang (29/10). (foto : iMNews.id/dok)

“Grebeg Mantingan di ‘Situs Pagerwojo’ pertama, tahun 2022, kami selenggarakan dengan melibatkan potensi lokal masyarakat kabupaten Ngawi. Yang tahun ini, kami melibatkan bregada prajurit dari Kraton (Mataram) Surakarta. Karena kami sadar, masyarakat kabupaten Ngawi tidak bisa dihapuskan dari sejarah keberadaan Kraton (Mataram) Surakarta. Karena posisi kabupaten Ngawi tetap disebut sebagai bagian dari wilayah ‘Mataraman’,” sebut Suyono yang mengaku ingin mendarmabhaktikan hidupnya untuk pelestarian seni budaya Jawa.

Menurutnya, langkah yang dilakukan bersama sejumlah warga masyarakat adat di sekitar Situs Pagerwojo, sejak lama berniat mengabdikan diri di Kraton Mataram Surakarta untuk pelestarian budaya Jawa yang bersumber dari kraton. Mereka menyadari, kekuatan seni budaya (Jawa) ini yang bisa membekali kalangan generasi muda sebagai benteng ketahanan budaya, karena di dalamnya ada cirikhas yang bisa menjadi identitas jatidiri, karakter dan punya nilai-nilai budi pekerti luhur. Sedangkan tema umum yang menjadi semangatnya, adalah “Agawe Wong Cilik Bungah-Gumuyu”.

WAROK SURO WIDHO : Pentas-pentas seni budaya pada event “Grebeg Mantingan” di Situs Pagerwojo, Dusun Trangil, Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, juga dimeriahkan seni reog khas Ponorogo yang menampilkan para warok Suro Widho, pada puncak acara, Minggu siang (29/10. (foto : iMNews.id/dok)

“Suatu saat, saya pernah bertemu Kanjeng Pangeran Wirabhumi (Pangarsa Pakasa Punjer, KPH Edy Wirabhumi-Red), lalu diberi amanah untuk merintis kepengurusan Pakasa Cabang Ngawi. Karena sudah ada dawuh itu, kami bersama teman-teman terutama dari kawasan Kecamatan Mantingan dan beberapa dari wilayah kecamatan lain, untuk merintis itu. Insya Allah, niat baik kami mendapat bimbingan Allah SWT dan kepengurusan Pakasa Cabang Ngawi bisa segera terwujud. Kami ingin belajar banyak untuk merintis itu, terutama mengajak warga yang peduli dan cinta budaya Jawa untuk bergabung,” jelas Suyono.

Menurutnya, ia bersama warga Mantingan menginisiasi event “Grebeg Mantingan” di “Situs Pagerwojo” ini, bertujuan untuk menggali sejarah, melestarikan budaya Jawa, memantabkan jatidiri dan menciptakan insan serta generasi yang berbudi-pekerti luhur. Selama tiga hari (27-29/10) digelar pentas seni dari para seniman di wilayah Ngabi barat, antara lain tari “Klantung”, wayang kulit “Gagrag” Kedungbanteng, kesenian reog khas Ponorogo yang menampilkan warok Ki Ageng Jogorogo dan Suro Widho, seni “Bladutan Sampak 8/10” dan “Orek-orek” Mantingan. (won-i1).