Sebagai Balasan Atas Partisipasi Jepara di Milad ke-215 Kasultanan Kacirebonan
JEPARA, iMNews.id – Keluarga besar Pakasa Cabang (Kabupaten) Jepara ganti mengundang Sultan Kacirebonan bersama permaisuri untuk hadir pada acara ritual “Sedekah Bumi Desa Pecangaan Kulon”, Kecamatan Kalinyamatan yang digelar di balai desa setempat, Senin (5/6). Hadirnya Sultan ke-9 PR Abdul Gani Natadiningrat bersama Ratu Beda Natadiningrat (permaisuri) di acara yang diinisiasi bersama pamong Desa Pecangaan Kulon dan pengurus Pakasa cabang itu, sebagai kunjungan balasan atas partisipasi Pakasa Cabang Jepara yang diundang untuk mendukung perayaan Milad ke-215 Kesultanan Kacirebonan, Maret 2023 lalu.
“Jadi, ya boleh dikatakan sebagai kunjungan balasan atas dukungan Pakasa Cabang Jepara saat Kesultanan Kacirebonan menggelar perayaan Milad ke-215 bulan Maret lalu. Kami bersama seluruh pamong Desa Pecangaan Kulon yang mengundang beliau. Kami warga Pakasa cabang dan segenap masyarakat di Kabupaten Jepara bersama seluruh elemennya, mengucapkan terima kasih atas kehadiran Sultan Kacirebonan bersama permaisuri dan rombongan. Kami semua merasa gembira dan mendapatkan kehormatan atas kehadiran beliau,” ujar KRA Bambang Setiawan Adiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang Jepara, saat dihubungi iMNews.id, siang tadi.
Lebih lanjut KRA Bambang menjelaskan, Pakasa cabang sudah sejak beberapa bulan lalu merancang agenda kegiatan yang pada prinsipnya menginisiasi bangkitnya kembali berbagai jenis ritual tradisi masyarakat adat yang pernah ada di hampir semua desa di wilayah Kabupaten Jepara. Karena diyakini, wilayah kabupaten ini merupakan bagian dari keberadaan masyarakat adat Dinasti Mataram sejak Panembahan Senapati, Sultan Agung, Kartasura hingga Mataram Surakarta, yang salah satunya punya ciri-ciri tradisi dan seni budaya yang hampir sama, budaya Jawa, yang bersumber dari Kraton Mataram Surakarta.
Bahkan seperti diketahui, hasil penelitian Dr Purwadi (Lokantara Pusat-Jogja) menyebutkan, Ratu Kalinyamat yang diperistri Pangeran Hadirin adalah pejabat Bupati Jepara pertama yang dilantik Raja Mataram Islam, Sultan Agung Hanyakrakusuma. Sedangkan sosok figur Ratu kalinyamat yang sedang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional itu, adalah bagian dari keluarga besar Kyai Ageng Sela yang tak lain adalah leluhur para raja Dinasti Mataram. Kini, di Kabupaten Jepara telah eksis Pakasa Cabang sebagai tangan panjang Pakasa Punjer di Kraton Mataram Surakarta yang berkecimpung di bidang pelestarian budaya Jawa.
“Oleh sebab itu, kunjungan balasan Sultan Kecirebonan yang hadir bersama permaisuri dan rombongan di acara yang digelar di Desa Pecangaan Kulon itu, bisa disebut juga kunjungan balasan kepada para pelestari budaya Jawa di wilayah Kabupaten Jepara, yang bersumber dari Kraton Mataram Surakarta. Yang kami lakukan ini untuk meneladani para leluhur di Kraton Mataram Surakarta yang sudah punya hubungan silaturahmi kekeluargaan yang akrab dengan semua kraton di Kota/Kabupaten Cirebon (Jabar), khususnya Kesultanan Kacirebonan,” jelas KRA Bambang menguraikan sekilas latarbelakang sejarahnya.
Seperti diketahui, pada tanggal 11-13 Maret lalu, Kesultanan Kacirebonan menggelar hajad perayaan Milad ke-215 yang juga mengundang Pakasa Cabang Jepara. Pakasa Cabang Jepara yang mengerahkan lebih 100 orang termasuk Bregada Prajurit Untara Praja dan Korsik Drum Band Sura Praja, salah satu event penting dalam perayaan yaitu kirab budaya dari Alun-alun Kabupaten Cirebon menuju Istana Kesultanan, bisa terwujud. Karena hubungan silaturahmi yang sudah terjalin itu, kini Pakasa cabang Jepara ganti mengundang Sultan Kacirebonan dan rombongan.
Ada sekitar 30-an orang yang mengikuti Sultan ke-9 PR Abdul Gani Natadiningrat bersama permaisuri ikut bergabung dalam kirab budaya dalam rangka ritual “Sedekah Bumi” di Desa Pecangaan Kulon yang digelar Senin siang (5/6) itu. Sementara, Pakasa cabang mengerahkan sekitar 100 orang yang didominasi prajurit Nguntara Praja dan Korsik Drum Band Sura Praja. Kirab budaya yang didukung penuh Pakasa cabang dan dipimpin KRA Bambang selaku ketua dan “Manggala” barisan kirab, berjalan kaki menyusuri rute dari lapangan desa menuju Balai Desa Pecangaan Kulon, Kecamatan Kalinyamatan sejauh kurang-lebih 3 KM.
Sultan ke-9 PR Abdul Gani Natadiningrat bersama Ratu Beda Natadiningrat (permaisuri) yang diangkut dengan kereta kuda, begitu pula Petinggi Desa atau Kades Pecangaan Kulon M Abdurrahman SE bersama pinisepuh dari Kesultanan Kacirebonan dalam satu kereta kuda, dikawal prajurit dari Kesultanan Kacirebonan dan Prajurit Ngutara Praja Pakasa Jepara. Kirab budaya itu, bukan satu-satunya kegiatan dalam rangka mengembalikan tradisi “Sedekah Bumi” Desa Pecangaan Kulon yang telah lama ditiadakan karena dianggap tidak ada manfaatnya.
Kirab itu adalah bagian dari rangkaian acara pendukung yang sudah dimulai dengan kegiatan lomba burung pada tanggal 28 Mei di lapangan selatan, kemudian beberapa acara setelah kirab di hari yang sama, yaitu Takthimul Qur’an di balai desa, “Slametan Sedekah Bumi” (Balai Desa), “Melekan Ider-ider” (kedimaan Petinggi) dan “Ider-ider” yang menyebar ke seluruh wilayah desa dan ke luar wilayah. Sebelum puncak ritual kirab budaya “Sedekah Bumi” yang digelar mulai Senin siang (5/6), diadakan jamasan pusaka yang dipimpin Pangeran Oman Sumantri (Kesultanan Kacirebonan) di kediaman Petinggi mulai pukul 09.00 WIB.
Kirab budaya tombak Cangak, tumpeng, dawet dan gunungan, siang mulai pukul 13.00 WIB, menjadi acara paling menarik sebelum pembagian Barikan, Sawur Dawet dan pengajian haul di makam Mbah Buyut Malang pukul 14.30. Sebagai penutup sekaligus puncak event “Sedekah Bumi”, digelar wayang kulit dengan “dalang mbeling” Ki Masnanto di Balai Desa Pecangaan Kulon, Selasa malam (6/6). Pakasa Jepara juga mewarnai kirab tradisi Apitan di Desa Mijen, Kaliwungu, Kudus (1/6/2023) dan mendukung ritual haul tokoh Nyi Mas Rara Prihatin, anak angkat Ratu Kalinyamat di Kecamatan Sukolilo, Pati yang digelar Kamis (8/6) siang tadi. (won-i1)