Agenda “Caos Bhekti Tahlil” Berikutnya, ke Imogiri dan Kutha Gedhe, Minggu Besok

  • Post author:
  • Post published:March 4, 2023
  • Post category:Regional
  • Reading time:5 mins read
Cungkup Makam Sinuhun Amangkurat Agung
DIKEPUNG GENANGAN : Cungkup Makam Sinuhun Amangkurat Agung di kompleks Astana Pajimatan Tegalarum, Desa Paseban, Kecamatan Adiwerna, Kabuptane Tegal, tampak dikepung genangan banjir saat hendak dilakukan ritual "Caos Bhketi Tahlil" rombongan GKR Timoer, Kamis (2/3) kemarin. (foto : iMNews.id/dok)

Genangan Banjir Mengepung Makam Sinuhun Amangkaurat Agung

TEGAL, iMNews.id – Agenda ritual “Caos Bhekti Tahlil” berikutnya yang dilakukan Kraton Mataram Surakarta di bulan Ruwah Tahun Ehe 1956 ini, adalah “Nyadran” atau “nyekar” di makam raja-raja Mataram Surakarta dan para leluhur Dinasti Mataram di Astana Pajimatan Imogiri yang ada di Kabupaten Bantul, DIY, yang dijadwalkan Minggu besok pagi (5/3).

Rombongan “Nyadran Tour de Makam” dari kraton akan dipimpin Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa sekaligus Ketua LDA, akan menziarahi makam leluhur Dinasti Mataram di Kutha Gedhe (Kota Gede-Red), Kota Jogja, yaitu makam keluarga besar Panembahan Senapati dan Prabu Hanyakrawati, juga makam Kanjeng Ratu Mas Balitar (permaisuri Sinuhun PB II) di Kelurahan Sorosutan, Kota Jogja.

JALAN MASUK TERGENANG : Jalan setapak untuk masuk ke “cungkup” makam Sinuhun Amangkurat Agung juga penuh genangan banjir, sehingga proses ritual “Caos Bhekti Tahlil” yang dipimpin GKR Timoer di kompleks Astana Pajimatan Tegalarum, Desa Paseban, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal itu terganggu. (foto : iMNews.id/dok)

Agenda “Nyadran” kelima di tiga titik lokasi di wilayah DIY itu, diharapkan selesai dalam sehari, Minggu (5/3) besok. Seperti “Nyadran” atau “Ruwahan” di tahun-tahun lalu, khusus untuk “nyekar” di Astana Pajimatan Imogiri, rombongan yang diajak Gusti Moeng atau GKR Wandansari Koes Moertiyah, biasanya paling banyak jumlahnya, bisa mencapai ratusan orang.

Menurut Gusti Moeng, karena biasanya selain seluruh sentanadalem dan putra/putri serta wayahdalem, ada rombongan warga Pakasa dari berbagai daerah yang ikut bergabung. Seperti yang biasa terjadi, selain bergabung dan melakukan konvoi dari Kraton Mataram Surakarta, banyak pula yang langsung datang di Astana Pajimatan dan menunggu rombongan dari Surakarta.

PERSIAPAN “NYEKAR” : Persiapan “nyekar” di Astana Pajimatan Imogiri yang dilakukan Gusti Moeng dan rombongannya saat “nyadran” di bulan Ruwah tahun lalu, sampai “mirip pasar bunga”, karena begitu banyaknya pusara tokoh leluhur Dinasti Mataram yang diziarahi. Minggu (5/3) besok, pemandangan seperti itu akan kembali terjadi. (foto : iMNews.id/dok)

Seperti diberitakan media ini, sejak awal bulan “Ruwah” yang menjadi saat “Nyadran” atau “tilik kubur” atau “nyekar” atau “resik-resik kubur” bagi masyarakat Jawa pada umumnya, kraton juga sudah melakukan ritual itu yang diberi tajuk “Caos Bheklti Tahlil”. Karena, safari keliling ” Tour de Makam” di bulan “Ruwah” ini, memang sebagai ungkapan untuk memberi penghormatan dan rasa cintakasih atau “berbhakti” yang diwujudkan dengan doa, tahlil dan dzikir bersama.

Mengawali “Tour de Makam” safari “Caos Bhekti Tahlil” itu, Gusti Moeng memimpin rombongan ke makam Kyai Ageng Henis dan beberapa makam lain di Kabupaten Boyolali, Kamis (23/2). Agenda kedua, Minggu (26/2) ke makam Bhatara Katong dan tiga lokasi makam lain di wilayah Kabupaten Ponorogo (Jatim).

SANGSANGAN BUNGA : Cara yang khas “nyekar” di pusara yang dilakukan Gusti Moeng dan rombongan dari kraton di setiap makam tokoh leluhur Dinasti Mataram, selalu menyematkan “sangsangan” bunga di “maijan”. Nyadran Caos Bhekti Tahlil, kembali akan dilakukan di makam leluhur di Kutha Gedhe, Minggu (5/3) besok. (foto : iMNews.id/dok)

Sedangkan agenda ketiga, Minggu (26/2), rombongan safari “Caos Bhekti Tahlil Tour de Makam” “nyadran” di makam Kyai Ageng Kebo Kenanga dan Sultan Hadiwijaya yang berada dalam satu kompleks makam di Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen yang diteruskan di tiga titik lokasi di wilayah Kabupaten Karanganyar.

Agenda keempat, rombongan “Caos Bhekti Tahlil” dipimpin GKR Timoer Rumbai Kusumadewayani “nyadran” di makam Sinuhun Amangkurat Agung di Astana Pajimatan Tegalarum, Desa Paseban, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Kamis (2/3). Safari yang diikuti GRAy Devi Lelyana Dewi dan beberapa wayahdalem Sinuhun PB XII itu harus sedikit “berjuang”, karena genangan banjir setinggi 15-25 cm sudah rata di kompleks makam.

RATU MAS BALITAR : Makam Kanjeng Ratu Mas Balitar (permaisuri Sinuhun PB II) di dalam Kota Jogja, juga akan kembali dikunjungi rombongan kraton yang dipimpin Gusti Moeng dalam ritual “Caos Bhekti Tahlil” atau “nyadran” di bulan Ruwah, Minggu (5/3) besok. (foto : iMNews.id/dok)

Agenda kelima safari “Tour de Makam” dalam rangka “nyadran” akan berlanjut  ke makam Kyai Ageng Sela (Ki Ageng Selo-Red) di Desa Selo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, Jumat 17/3) dan menutup agenda “Ruwahan” ke makam keluarga mertua Sinuhun PB IV di beberapa titik lokasi wilayah Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Pamekasan, Madura, Jatim pada Minggu (19/3).

Agenda keenam atau safari “nyadran” terakhir yang akan dilakukan ke Madura, di tahun lalu juga dilakukan dan menjadi awal kraton yang secara resmi menziarahi makam mertua Sinuhun PB IV di kompleks Astana Pajimatan Ronggo Sukowati, di Desa Kolpajung, Kecamatan Kota, Kabupaten Pamekasan kali pertama. Sedangkan keluarga besar Adipati Tjakraningrat IV ada di kompleks makam Asta Tinggi, Kabupaten Sumenep. (won-i1)