Didahului dengan Pentas Wayang Mapag Ruwah yang Mirip Ruwatan
SOLO, iMNews.id – Setelah didahului dengan pentas wayang berdurasi pendek untuk menyambut atau ”mapag” bulan Ruwah Tahun Alip 1955 (kalender Jawa) di ndalem Kayonan, Baluwarti, Kamis malam (3/3), Gusti Moeng atau GKR Wandansari Koes Moertiyah selaku Ketua LDA sekaligus Pengageng Sasana Wilapa Keraton Mataram Surakarta memulai agenda ritual ”nyadran” di sejumlah makam leluhur Dinasti Mataram, pagi tadi. Makam yang pertama diziarahi pukul 09.00 WIB tadi, adalah makam Ki Ageng Henis yang berada di Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan, Surakarta, yang juga menjadi tempat persemayaman putradlem Sinuhun PB XII yang bernama GPH Nur Cahyaningrat yang meninggal akhir 2021 lalu.
Pentas wayang menyambut datangnya bulan Ruwah, digelar abdidalem dalang Nyi Rumiyati Anjangmas Puspodiningrum dengan lakon ”Murwa Kala’. Pentas yang pernah vakun 50-tan tahun sejak 1970-an itu, dimaksudkan untuk mengingatkan pada warga peradaban Jawa/Mataram, untuk tetap berbhakti pada jasa-jasa dan nilai-nilai kebaikan yang ditinggalkan para leluhur, sekaligus mengingatkan jatidiri warga peradaban dari mana berasal atau ”sangkan-paraning dumadi”.
Rombongan ziarah beranggotakan sekitar 50 orang itu, selain Gusti Moeng terdapat putra mahkota KGPH Mangkubumi, KPH Edy Wirabhumi (Pangarsa Punjer Pakasa) dan para sentanadalem, anggota Putri Narpawandawa dan sejumlah abdidalem garap, termasuk abdidalem juru suranata MNg Irawan Setyo Pujodipuro yang ditugasi memimpin doa, tahlil dan dzikir ”Sultanagungan’.
Sehabis dari kompleks makam Kia Ageng Henis atau ayah Ki Ageng Pemanahan itu, rombongan ”nyadran” melanjutkan ritual ziarah di makam Sri Makurung Handayaningrat di Kelurahan Dukuh, Kecamatan Banyudono, Boyolali, kemudian makam Pujangga Jasadipura (Yosodipuro), kompleks makam Ki Ageng Ahmad, dan safari nyadran hari ini diakhiri di kompleks makam Padmanegaran yang semuanya ada di Kabupaten Boyolali.
Agenda safari ”nyadran” berikutnya sebagai tradisi warga peradaban Jawa/Mataram sebelum memasuki/menyambut bulan Ramadan, adalah Kamis (10/3), Gusti Moeng akan memimpin rombongan ziarah ke makam Astana Pajimatan Tegal Arum, tempat bersemayam keluarga besar Sinuhun Amangkurat Agung atau Amangkurat I yang ada di Desa Paseban, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Slawi/Tegal. Selanjutnya, Selasa (15/3), rombongan ”tour de makam” akan ”nyekar” di makam Ki Ageng Butuh yang merupakan guru spiritual Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir yang ada Desa Butuh, Plupuh (Sragen).
Berlanjut Kamis (17/3), rombongan LDA mengagendakan ”nyadran’ di kompleks makam beberapa tokoh leluhur Mataram di Ibu Kota Mataram lama di Kutha Gedhe (DIY), lalu dilanjutkan di kompleks makam raja-raja Dinasti Mataram di Astana Pajimatan Imogiri, Bantul (DIY). Lalu Minggu (20/3), agenda Gusti Moeng memimpin ”nyekar” di kompleks makam Bathara Katong di Kabupaten Ponorogo (Jatim).
Agenda berikutnya, rombongan akan ”nyadran” leluhur Dinasti Mataram yang ada di kompleks makam Ki Ageng Selo yang berdekatan dengan kompleks makam Ki Ageng Tarub yang ada di Desa Selo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan. Menutup agenda kegiatan ”nyadran” di bulan Ruwah, Gusti Moeng akan memimpin rombongan untuk ”nyekar” di kompleks makam Adipati Tjakaraningrat atau orang tua dua istri Sinuhun PB IV di Kabupaten Pamekasan, Madura, Minggu 27 Maret. (won-i1).