SOLO, iMNews.id – Gerakan Jateng di Rumah Saja yang digelar di Kota Solo, Sabtu-Minggu (6-7/2), berdampak terhadap aktivitas jual beli di pasar tradisional.
Di beberapa pasar, aktivitas tersebut cenderung turun dibanding akhir pekan sebelumnya. “Ada sebagian pedagang yang memilih tidak berjualan. Mereka yang memutuskan sendiri, bukan kami,” ungkap Kepala Bidang Pasar Dinas Perdagangan Surakarta, Sugeng Budi Prasetyo, Minggu (7/2).
Kondisi itu, imbuh dia, setidaknya terlihat di Pasar Jongke dan Pasar Legi. Jumlah pengunjung di pasar-pasar tradisional juga berkurang, seiring berlangsungnya Gerakan Jateng di Rumah Saja.
Meski demikian, kata Sugeng, pemantauan terhadap penerapan protokol kesehatan tetap dilakukan pengelola tiap-tiap pasar tradisional. Apalagi semua pasar sudah memiliki posko penegakan protokol kesehatan dan mendapat dukungan pengawasan dari personel Satlinmas dan Satpol PP selama 24 jam.
Bahkan lantaran mengabaikan protokol kesehatan selama pemberlakuan Gerakan Jateng di Rumah Saja, sedikitnya 49 pedagang di pasar tradisional Kota Solo terpaksa diberi sanksi. Sanksi itu berupa penutupan lokasi berjualan selama tujuh hari.
“Selain itu ada empat pengunjung yang dijatuhi sanksi bersih-bersih pasar, juga karena melanggar protokol kesehatan.”
Sementara itu Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Nusukan, Ganto Suaro, menjelaskan jika Satgas Penanganan Covid-19 pasar setempat selalu berpatroli rutin setiap jam. Selain memantau penerapan protokol kesehatan, petugas juga memberikan sanksi bagi pelanggarnya.
Sebanyak dua pedagang di pasar tersebut akhirnya diberi sanksi penutupan los selama sepekan, karena mengabaikan protokol kesehatan saat berjualan. “Sebagai sesama pedagang tentu saya merasa prihatin. Tapi ini demi kepentingan bersama,” tandasnya. (FP)