Lima Unit Reog Ponorogo Hebohkan Halal-bihalal Keluarga Besar LDA Keraton Mataram Surakarta

  • Post author:
  • Post published:May 30, 2022
  • Post category:Regional
  • Reading time:4 mins read

Dihadiri “Senapati Mataram” dan Pengurus Pakasa Cabang Beberapa Daerah

SURAKARTA, iMNews.id – Untuk kali pertama, Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Mataram Surakarta menggelar kegiatan halal-bihalal segenap elemen keluarga besar di dalamnya, sejak berdiri tahun 2004 bersamaan dengan jumenengnya KGPH Hangabehi sebagai Sinuhun PB XIII. Tradisi bersilaturahmi untuk bermaaf-maafan di akhir bulan Syawal itu, digelar di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, Minggu siang (29/5) yang dihadiri sekitar 200 orang.

Beberapa elemen yang tampak hadir saat itu adalah abdidalem “Senapati Mataram” perwakilan dari beberapa daerah Solo Raya, para pengurus Pakasa Cabang beberapa daerah seperti KRA MN Gendut Wreksodiningrat (Ketua Pakasa Ponorogo), KRA Bambang Setiawan Adiningrat (Ketua Pakasa Jepara) dan KRAT Haryanto (Pakasa Klaten), organisasi Putri Narpa Wandawa, sentana garap, Sanggar Pasinaon Pambiwara, Pasipamarta, Sanggar Pawiyatan Beksa dan sebagainya. Kegiatan halal-bihalal kali ini juga tak biasa terjadi di manapun, karena dimeriahkan dengan datangnya sedikitnya 5 unit dadak-merak Reog Ponorogo anggota Paguyuban Reog Pakasa, lengkap dengan seniman pendukung masing-masing unit.

TERIMA KASIH : Sebagai tanda terima kasih, Gusti Moeng selaku Ketua LDA menyerahkan gelar kekerabatan “anon-anon” kepada warga abdidalem Senapati Mataram yang hadir dalam acara halal-bihalal di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, Minggu siang (29/5). (foto : iMNews.id/dok)

Suara gemuruh gamelan iringan kesenian rakyat reog yang bersahut-sahutan dengan suara pecut, menghebohkan Pendapa pagelaran sehingga mengundang perhatian warga yang sedang beraktivitas terutama ke Pasar Klewer dan yang melintasi Jalan Supit Urang Kulon dan Wetan. Maklum, hampir semua halaman Pendapa Pagelaran selama 1-2 dekade ini, lebih sering “dilacurkan” untuk keperluan jasa parkir roda dua dan empat keperluan Pasar Klewer, hingga “nyaris” menenggelamkan wajah, makna dan segala aktivitas budaya yang berkaitan dengan eksistensi Karaton Mataram Surakarta.

“Selama ini secara pribadi atau atas nama Keraton Mataram Surakarta, saya sudah bekerja bersama semua elemen keluarga besar LDA. Yang paling terasa sejak peristiwa 2017, saya bersama-sama bekerja dalam upaya melestarikan budaya, tentu sering ada salah-paham atau membuat tersinggung dan lain-lain. Untuk itu, dalam kesempatan halal-bihalal yang diadakan untuk kali pertama ini, saya mohon maaf lahir dan batin. Kami semua saling bermaaf-maafan. Saya tentu mengucapkan terima kasih kepada mereka semua,” ujar Gusti Moeng selaku Ketua LDA sekaligus Pengageng Sasana Wilapa Karaton Mataram Surakarta, menyinggung isi sambutannya di acara halal-bihalal itu, saat dihubungi iMNews.id, tadi siang.

PASUKAN REOG = Sedikitnya 5 unit dadak-merak dari pasukan seni reog anggota Paguyuban Reog Pakasa yang diketuai KRAT Suro Agul-agul,  dikerahkan pengurus Pakasa cabang Ponorogo (Jatim) untuk menghebohkan acara halal-bihalal yang digelar di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, Minggu siang (29/5). (foto : iMNews.id/dok)

Anak ke-25 Sinuhun PB XII yang lengkapnya bernama GKR Wandansari Koes Moertiyah itu juga merefleksi beberapa tahun lalu, terutama saat peristiwa 2017 terjadi, yang menurut penilaiannya telah menjadi korban dari upaya untuk menenggelamkan eksistensi sebuah dinasti yang terbingkai dalam lembaga Karaton Mataram Surakarta. Banyak yang menjadi korban di dalam peristiwa yang melbatkan ribuan anggota polisi dan ratusan TNI namun hingga kini belum pernah ada penjelasan resmi dari pihak yang menggerakkan mirip “operasi militer” itu, di antaranya ada keberadaan abdidalem Senapati Mataram.  

Keluarga besar masyarakat adat penerus Dinasti Mataram di Karaton Mataram Surakarta ini, faktanya sudah 200 tahun menjadi pusat pemerintahan yang beri Ibu Kota di Surakarta dan paugeran adat kita pertahankan selama ini, bahkan hingga tahun 2017. Tetapi, tiba-tiba semua organ-organ penting dalam manajemen di kraton “disuruh” keluar (oleh kekuatan militer-Red), dan sekarang diambil-alih dan dijalankan oleh siapa, semuanya tidak jelas tetapi justru kerusakan demi kerusakan yang tampak. (won-i1)